Custom Search

Sunday 7 March 2010

Secuil Keangkuhan

Dia datang mendekat ke padaku dengan wajah aslinya yang mengerikan itu, sambil terkekeh kekeh tertawa bertanya kepadaku, " hi hi hi hi bagaimana sekarang engkau akan mengusir aku hi hi hi terlihat taring panjangnya, rambutnya menyentuh tanah dengan kuku kuku tangannya yang panjang panjang, sesaat kemudian dia mengarahkan tangannya hendak mencekik leherku. Aku berpasrah kuserahkan diri kepada Yang Kuasa, dan entah dari mana datangnya kekuatan itu tanganku mengepal dan meninju wajahnya seraya aku berucap Allohu Akbar, dia terpental puluhan meter dan berteriak minta ampun kemudian berlari meninggalkanku. Sesaat aku tertegun akan keadaan itu terbersit secuil keangkuhan dalam hati bahwa aku sudah bisa dan berhasil mengusirnya jauh dari ku. Tak berapa lama dia kembali kepadaku dengan suara tawanya yang menyeramkan " hi hi hi hi " dan dengan wajah aslinya yang tidak kalah seram dari tawanya. Dia bertanya kembali kepadaku "sekarang bagaimana engkau akan mengusir aku hi hi hi hi hi" Tangannya menjulur hendak mencekik kearah leherku, aku mengepalkan tanganku dan kerena merasa pernah berhasil menghantamnya akupun mengulanginya kembali, ku hantamkan kepalan tanganku ke wajahnya sambil aku berkata "Allohu Akbar", tepat mengenai wajah seramnya, tetapi betapa terkejutnya aku bukannya dia terlempar ataupun berteriak meminta ampun, dia justru tertawa - tawa keras yang membuatku menjadi ketakutan. Aku tak habis pikir mengapa kali ini tidak berhasil ?, setelah sebelumnya mampu mengusirnya lari terbirit-birit, sesaat aku tersadar bahwa tangannya sudah berada dileherku, mencekikku, aku tak mampu bernapas doa - doa kupanjatkan ke pada Yang Kuasa tetapi cekikannya semakin kuat sampai kemudian dia berteriak meminta ampun dan lari terbirit-birit meninggalkanku, ya dia lari meninggalkannku tetapi bukan karena apa yang aku lakukan tetapi karena saat itu azan subuh berkumandang. Aku terduduk lemas dan beristigfar "Astagfirullah" "Astagfirullah" "Astagfirullah" Lemas seluruh badan ini, segera aku berwudhu untuk melakukan sholat subuh, kemudian aku meminta ampun ke pada Yang Kuasa karena sempat merasa mampu untuk mengalahkan mahluk itu, yang sebenarnya bahwa aku tidak mampu dan tidak akan pernah mampu mengalahkan mahluk itu tanpa bantuaanMu Ya Alloh. Engkaulah pemilik segalanya, segala kekuatan yang ada di jagad raya ini, hambamu ini adalah lemah tanpaMU ya Alloh. Lindungi hambamu ini dari keangkuhan, dari rasa takabbur"

[+/-] Selengkapnya...

Sunday 3 January 2010

Pupuk Kandang

Menarik sekali saat ku dengar ceritanya, dan aku pun bertanya apa maksud dibalik semua ini ?

Apa maksud dari perkenalan ini kepadanya ? Sementara dari jawaban yg kudengar yg keluar dari ucapannya bahwa pertemuan ini sudah diatur oleh Yang Kuasa, kita hanya tinggal menjalaninya saja demikian juga dengan hidup kita ini.

Aku mengenalnya dari sebuah pengajian yg kuhadiri, ada banyak cerita tentang dia, cerita tentang kemurahan hatinya, perjuangannya membantu anak yatim piatu, dia membantu tidak saja dengan tenaganya tetapi juga dengan harta kekayaan yang dimiliki, dirumahnya sendiri yang lumayan besar ditampung sekitar lima belasan anak yatim sedangkan di lokasi yayasan yang tidak jauh dari rumahnya masih terdapat tiga puluhan anak yatim.

Anak - anak tersebut selain karena sudah tidak memiliki orang tua ada juga yang di buang atau di tinggalkan di depan pintu masuk rumahnya, bahkan ada yang di temukannya di tumpukan sampah dan sudah dikelilingi semut syukurlah masih bisa di selamatkan dan kebanyakan dari mereka telah menginjak usia belasan

Sampai suatu saat dia bercerita tentang pengalamannya bertemu dengan seorang bapak di kampung yg sangat terpencil di daerah jawa barat.

Dia bercerita saat itu dia baru saja mendapat musibah saat berjalan-jalan di pinggir pantai kakinya tersandung dan terjatuh, saat terjatuh itulah sebongkah karang menembus lututnya sehingga perlu mendapat perawatan dokter untuk di operasi dan mendapat beberapa jahitan.

Setelah beberapa hari ternyata luka tersebut tidak kunjung sembuh justru malah bertambah parah, hingga akhirnya saat dia berkunjung ke sebuah kampung di jawa barat, dia sudah tidak sanggup untuk melangkah karena sakit yang tak tertahankan.

Oleh penduduk sekitar dia di kenalkan oleh seorang Bapak yang terlihat sederhana, Bapak tersebut mengatakan bahwa masalah yang sedang di deritanya adalah karena operasi yang kurang baik masih terdapat kotoran di luka lututnya.

Sejurus kemudian Bapak tersebut menggoreskan kuku ibu jarinya untuk merobek kembali luka tersebut sehingga keluarlah darah kotor dari lukanya kemudian dia menyiramkan air ke luka tersebut terlihatlah bahwa masih terdapat serpihan serpihan batu karang yang merobok lututnya dahulu.

Setelah membersihkan lukanya, kemudian Bapak tersebut membungkusnya hanya dengan daun saja untuk kemudian di balut dengan perban.

Selang beberapa hari setelah kembali dari kunjungan di kampung tersebut luka tersebut sembuh, tergerak oleh rasa penasaran, dia kemudian kembali lagi ke kampung tersebut untuk bertemu dengaan Bapak yang telah menyembuhkan dirinya.

Saat bertemu dia melihat Bapak tersebut sedang menyabit rumput untuk makanan ternaknya, sebuah salam dia sampaikan dan dibalas oleh Bapak tersebut dengan suara pelan.

" Pak saya hendak bertanya "

" Apa yang hendak anak tanya "

" Apakah hidup ini ? , mengapa saya yang sudah melakukan banyak kebaikan seperti sedekah, ngurus anak yatim dan sebagainya masih saja mendapat cobaan dalam urusan saya, mengapa justru urusan2saya tidak menjadi mudah atau tidak dimudahkan oleh Yang Kuasa"

" Begini nak, hidup ini seperti air mengalir menurut kehendakNya semua sudah diatur seperti pertemuan kita ini juga, sudah berdasarkan kehendaknya kita hanya menjalani saja, sedangkan mengenai cobaan, ada pertanyaan untuk anak "

" Pernah menanam tanaman ?"

" Pernah" jawabnya

" Supaya subur dan tumbuh dengan baik harus diapakan ?"

" Ya di pupuk lah pak " jawabnya lagi.

" Apa yang anak berikan untuk pupuknya ?"

" Biasanya tahi sapi, tahi kambing atau tahi ayam "

" Kog dikasih tahi, yang nggak enak, kenapa tidak dikasih yang enak seperti beras, gula, madu atau yang enak2 lainnya ?

Dia pun terdiam mendengar pertanyaan tersebut, dan mulai mengerti kemana arah dari pertanyaan Bapak yang sederhana ini.

Jadi itulah kenapa justru kita di berikan cobaan walaupun kita sudah melakukan banyak kebaikan, cobaan itu memang tidak enak, tapi dia sebagai pupuk untuk melatih kesabaran dan rasa syukur kita ke pada Yang Kuasa, dengan cobaan yang anak terima maka latihlah kesabaran anak, dan tetaplah bersyukur karena itu meningkatkan nilai derajat Anak di hadapan Yang Kuasa

Dia pun menangis, dan berterima kasih atas apa yang telah dijelaskan oleh Bapak tersebut.

" Berterima kasihlah kepada Yang Kuasa, karena semuanya kehendakNya"

[+/-] Selengkapnya...

Sunday 16 August 2009

Aku Berserah

"Bunda, bunda jangan menangis biarkanlah mereka tertawa diatas penderitaanku di dunia ini kelak aku yang mentertawakan mereka di akhirat nanti".

Aku tak sanggup mendengarnya, air matapun perlahan menetes, sementara Bunda itu berusaha tetap tabah, digenggamnya erat tangan putri tersayangnya.

"Sabar ya sayang" sambil pelan - pelan ayat2 Suci itu keluar dari bibirnya, di bimbingnya putri tersayang mengucapkan ayat2 Suci hingga malaikat membawa kembali rohnya.

Ku lihat ada senyum dan kedamaian di wajahnya.

Dan doa2 pun terucap dari Bundanya.

Selamat jalan sahabat, maafkan aku yang tak sanggup untuk menolongmu, hanya doa yg dapat aku panjatkan, Semoga engkau berbahagia di tempatmu yang baru.

(kisah nyata seorang sahabat yang teraniaya)

[+/-] Selengkapnya...